Sunday, 8 April 2012

PENYAMBUNG WARISAN

Detik itu,
keriuhan memenuhi segenap ruang,
nafas dihembus tanda selamat,
senyuman pada wajah terukir indah,
tanda syukur bercampur gembira.
Saat itu,
lahirnya disambut dengan segunung harapan,
harapan yang membawa seribu kebaikan,
perjalanannya akan dicorak dengan warna-warna indah,
agar dia menjadi insan berguna.

Namun begitu,
sanggupkah kita melihat harapan itu hancur,
bak kaca yang hancur berkecai,
mahukah kita lihat warna yang indah nan pelangi itu hapus,
dan menjadi warna yang penuh dengan kegelapan,
inginkah kita merasai sedalam mana lukanya hati,
yang dihiris dengan pisau yang tajam.

Bangunlah saudaraku,
jangan kau alpa dengan kebebasanmu,
jangan kau hanyut dalam kesenanganmu,
jangan nanti tiada lagi tawa kegembiraan darimu,
jangan nanti ketakutan menemani dirimu,
jangan nanti kau terpaksa menjadi bisu,
melihat tanahmu hancur dan musnah.

Genggamlah kemerdekaan ini wahai saudaraku,
biar berat,biar perit, biar menitis keringat,biar menitis darah,
agar ia utuh untuk generasi seterusnya,
agar ia teguh untuk mereka,
penyambung warisan.


daripada, Aina Afifah.